Pengaruh pH air tambak terhadap pertumbuhan Udang Vaname
- Christian Robirosa
- Sep 10, 2018
- 3 min read
(Sumber: berbagai sumber)
"wah beda pH air di kolam saya antara siang dan sore bisa hampir satu, bahaya nda ya untuk udang-udang saya?"...begitu bunyi WA di grup kami. Karena masalah air tambak itu selalu banyak parameternya, makanya susah untuk menjawab tanpa penjelasan. Karena itu saya pikir lebih baik saya cari artikel-artikelnya yg bisa membantu teman-teman lain..
Ini rangkuman yg bisa saya dapatkan dari sumber-sumber di internet. Semoga bermanfaat.

Dalam budidaya udang Vaname atau budidaya air lainnya, perubahan pH dapat mempengaruhi elemen fisik, kimia, dan biologi lingkungan air dan kesehatan spesies.
Untuk itu sangat penting untuk memiliki tambak udang vaname dengan pH yang sesuai, yaitu antara 7.2-8.8 dengan kondisi terbaik pada kisaran pH 7.8-8.5.
Fluktuasi pH (biasanya antara siang dengan pH yang lebih tinggi dengan malam dengan pH yg lebih rendah tidak boleh melebihi selisih pH 0.5. Jika melebihi nilai ini, maka udang akan stress dan berhenti makan, sehingga menyebabkan lemah dan rentan terhadap penyakit. Jika kondisi ini sering terjadi, maka udang juga dapat menjadi kerdil (buntet, stunting), sampai menyebabkan kematian.
Karena itu kita harus benar-benar memonitor pH ini dan melakukan tindakan-tindakan preventif/pencegahan dan kuratif/penyelesaian jika tambak kita mengalami fluktuasi ekstrim ini. Berikut adalah faktor-faktor yang dapat berpengaruh terhadap nilai pH serta cara penyelesaian yang dapat dilakukan.
pH air tambak tergantung pada faktor-faktor ini:
1. Kondisi tanah dasar dan tanggul tambak (jika tambak tanpa pelapis)
Tanah dengan banyak unsur organik, seperti tanah gambut akan bersifat asam sehingga menyebabkan pH air menjadi rendah dan berfluktuasi.
Saat hujan deras, jika air tanggul masuk ke tambak, maka air tersebut dapat membawa mineral aluminium yang dapat menurunkan PH secara cepat..
2. Kehadiran ganggang dan mikroorganisme di tambak
Alga dalam air yang memakai CO2 dapat mempengaruhi pH air.
Jumlah ganggang dalam air yang banyak yang berfoto sintesa disiang hari dapat menyebabkan PH air di sore hari menjadi tinggi (dalam kisaran 8.5-9.0)
Jika ganggang sedikit, maka PH dalam tambak akan rendah. Karena itu, jika keadaan berubah dari ganggang yg banyak lalu tiba-tiba ganggang menjadi sedikit karena mati, maka hal ini dapat menyebabkan fluktuasi PH yang ekstrim.
Saat musim hujan, dimana salinitas air turun, maka kehadiran alga sering meningkat.
Microorganisme yang mengkonsumsi oksigen merupakan penyeimbang alga yang cenderung meningkatkan PH. Karena itu perlu keseimbangan kehadiran alga dan mikroorganisme ini.
Beberapa solusi sederhana yang dapat dilakukan untuk menstabilkan pH air tambak
1. Mengkondisikan tanah dasar tambak
Tanah dasar tambak dapat ditingkatkan PH nya dengan memberikan kapur. Berikut panduan umum untuk menaikkan PH tanah dasar tambak:
PH > 6: gunakan 300 - 600 kg kapur / ha • pH <5: gunakan 1500 - 2000 kg kapur / ha.
2. Mengolah air tambak
2.1. Saat pH rendah:
Ketika pH turun terlalu rendah, gunakan kapur, dengan dosis 0,5 - 10 kg / 1000 m2. Sebarkan kapur di sekitar kolam, sekitar 10kg / 1000m2 sebelum hujan.
Saat pH pada pagi hari sekitar 7.5-7.8, dan perbedaan dengan sore hari melebihi 0,3, maka gunakan kapur dolomit 30 - 50 kg / 1600 m2 (180-300 kg / ha) di sore hari terus menerus selama 2 -3 hari.
Jika pH pagi hari sekitar 7,5 - 7,8, dan perbedaan dengan sore hari adalah 0,5, maka jika warna air normal, gunakan CaCO3 sebanyak 180-300 kg / ha setiap sore sampai pH fluktuasi pH yang terlalu tinggi berhenti.
2.2 Saat pH tinggi
Jika pH> 8,3 di pagi hari: gunakan gula dengan dosis 1-3 kg / 1000 m2, atau gunakan probiotik yang tepat untuk merangsang perkembangan dekomposisi mikroba. Mikroorganisme ini menguraikan sisa-sisa organik di kolam, yang akan menghasilkan CO2 yang pada gilirannya akan menurunkan pH.
pH juga dapat dikurangi dengan mengganti sedikit air.
Jika fluktuasi pH besar pada siang hari (> 0,5), kekerasan/hardness (jumlah CaCO3) di kolam rendah, maka alga akan tumbuh dan berkembang dengan cepat menyebabkan ledakan alga. Hal ini dapat ditekan dengan meningkatkan hardness air dengan pemberian kapur dolomit dengan dosis 100-200 kg / ha. Air juga harus diganti sebagian untuk menstabilkan pertumbuhan alga.
Pada dasarnya uraian diatas hanyalah merupakan suatu panduan dan bukan aturan, karena permasalahan air tambak itu begitu kompleks dengan banyak parameternya. Karena itu yang paling penting adalah mendapatkan pengalaman yang khas bagi tiap-tiap lokasi masing-masing. Karena masalah yang mirip ditempat A belum tentu dapat diterapkan ditempat B karena ada parameter-parameter penentu lainnya di tempat B.
So, managing aquaculture is partly an art, not all are purely science...
Semoga bermanfaat..
Comments